GenPI.co Jateng - Pekalongan menjadi salah satu kota yang dihuni berbagai etnis, ada Jawa, Tionghoa, dan Arab.
Alhasil, banyak kuliner khas Pekalongan merupakan akulturasi dari berbagai budaya.
Salah satunya adalah Kopi Tahlil. Nama Kopi Tahlil ini identik dengan latar belakang mengapa minuman ini disajikan.
Dikutip visitjateng.jatengprov.go.id, Senin (14/2), minuman ini disajikan saat tahlilan yang menjadi tradisi masyarakat Pekalongan.
Kopi Tahlil wajib ada saat tahlilan berlangsung, baik ketika peringatan 3 hari kematian warga, 7 hari, 40 hari, 100 hari, hingga haul.
Kopi Tahlil ini punya cita rasa sendiri karena dibuat dari kopi dan campuran rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, cengkeh, kayu manis, pandan, serai, dan pala.
Rempah-rempah yang ditambahkan dalam membuat Kopi Tahlil ini ada alasannya.
Konon, Kopi Tahlil diyakini bisa meningkatkan stamina dan melepas penat, bagi penikmatnya seusai bekerja seharian penuh.
Kini banyak warung yang menjajakan Kopi Tahlil di Pekalongan.
Salah satu yang terkenal adalah Kopi Tahlil PPIP yang terletak di depan Gedung PPIP Jalan H Agus Salim Kota Pekalongan.
Harga segelas Kopi Tahlil hanya Rp 4.000, jika ditambah susu menjadi Rp 5.000.
Tak hanya Kopi Tahlil PPIP, salah satu yang patut dicoba, yakni Kopi Tahlil Pak Usman.
Kebanyakan kedai Kopi Tahlil buka mulai dari sore hingga dini hari.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News