Asyik! Kelenteng Sam Poo Kong Tetap Bisa Dikunjungi Sampai Malam

GenPI.co Jateng - Kelenteng Sam Poo Kong sebagai salah satu ikon pariwisata di Kota Semarang tetap bisa dikunjungi meski di masa pandemi Covid-19, lho.

Namun demikian, berlaku pembatasan kapasitas pengunjung sebesar 50% dan wajib menerapkan protokol kesehatan yang baik.

Dikutip semarangkota.go.id, Senin (14/2), selama pandemi, kelenteng yang berlokasi di Jalan Simongan Raya Nomor 129 Bongsari, Semarang, ini buka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

BACA JUGA:  Yuk, Berjelajah di 3 Tempat Wisata Bekas Pabrik Gula di Solo Raya

Kali terakhir Tahun Baru Imlek dirayakan secara sedehana di kelenteng ini.

Tahun ini Imlek tetap disemarakkan melalui pertunjukan barongsai dengan pembatasan yang ketat, namun tidak mengurangi kemeriahannya.

BACA JUGA:  Wah! Eduwisata Sedadap Jadi Destinasi Wisata Baru di Temanggung

Masyarakat tetap bisa mengunjungi dan menikmati keindahan Kelenteng Sam Poo Kong dengan penerapan SOP kesehatan yang ketat.

Dengan penerapan 3M, pengunjung bisa tetap berburu foto di spot Instagramable yang terdapat di seluruh kelenteng.

BACA JUGA:  7 Tempat Wisata Ikonik dan Terkenal di Wonogiri

Pengunjung juga bisa menyewa pakaian khas China agar suasana di Tiongkok semakin kental.

Akses menuju objek wisata Sam Poo Kong cukup mudah.

Dari Simpang Lima Semarang, Anda hanya perlu melewati Jalan Pahlawan menuju perempatan depan Polda Jawa Tengah dan mengambil arah Jalan Veteran dan Kaligarang.

Wisata Kelenteng Sam Poo Kong tepat berada di sebelah kiri jalan setelah melalui jembatan.

Kelenteng ini pada dasarnya merupakan tempat ibadah pemeluk Tridharma. Kelompok tiga agama yang terdiri dari Taoisme, Buddhisme, dan Konfusianisme.

Bangunan utama dari kelenteng adalah sebuah gua bernama Gua Batu.

Gua ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa pada 1400-an.

Konon gua aslinya tertutup longsor pada 1700-an kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho.

Di dalamnya terdapat patung Cheng Ho yang dilapisi emas. Ruangan tersebut digunakan untuk sembahyang.

Dinding gua batu dihiasi relief yang menceritakan tentang perjalanan Cheng Ho dari daratan China sampai ke Pulau Jawa.(*)