GenPI.co Jateng - Dolanan tradisional bukan hanya menghibur semata, melainkan ada nilai-nilai filosofis yang diajarkan kepada pemainnya.
Namun, kemajuan teknologi membuat dolanan tradisional ini makin tersisih dari anak-anak.
Hal ini mendorong Abbet Nugroho, warga Desa Bumiharjo, Borobudur, Magelang, untuk menghidupkan kembali dolanan tradisional dengan mendirikan Kampung Dolanan.
Di Kampung Dolanan Abbet memajang, menyimpan dan bisa memainkan ratusan jenis dolanan tradisional.
Mainan-mainan tradisional ini dibuat oleh UMKM di sekitar kampung.
Selain bermain gasing, bakiak, egrang bambu, egrang bathok, pengunjung juga bisa mengikuti workshop pembuatan mainan dari bahan-bahan yang tersedia di sekitarnya.
“Selama bermain kita juga ada pemandu dolanan,” kata Abbet, seperti dikutip Magelangkab.go.id, Selasa (11/1).
Abbet menyediakan beragam paket untuk dolanan tradisional mulai paket edukasi berisi main angklung, melukis, gamelan, tari tradisional, hingga membuat jamu.
Ada pula paket Edufarm yakni mengajak pengunjung bermain di sawah atau kebun mulai dari menangkap ikan, menanam padi, membajak sawah, dan lainnya.
Abbet juga menyediakan paket Kamdol go to school, yakni Kampung Dolanan mendatangi sekolah dan menggelar permainan di sana.
Dia menambahkan selain rekreasi, bermain dolanan tradisional juga melatih fokus, ketelatenan, dan kekuatan.
Bermain egrang misalnya melatih keseimbangan, kekuatan, sinkronisasi motorik antara otak dan tubuh.
“Ada juga permainan bakiak atau gapyak. Nah, bakiak juga dapat mengajarkan arti kekompakan dan kerja sama," terang Abbet.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News