Gas CO2 di Kawah Timbang Dieng Meningkat, Warga Dilarang Lakukan Ini

16 Januari 2023 18:00

GenPI.co Jateng - Aktivitas Kawah Timbang, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, terus mengalami peningkatan.

Maka dari itu, warga dilarang mendekati kawasan sektor barat daya, selatan, dan tenggara Kawah Timbang dalam jarak 500 meter agar terhindar dari aliran gas CO2 atau gas beracun.

"Berdasarkan pemantauan yang dilakukan sejak hari Minggu (15/1), pukul 21.16 WIB, hingga Senin (16/1), pukul 05.00 WIB, terjadi peningkatan gas CO2 yang signifikan dari Kawah Timbang Dataran Tinggi Dieng di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng, Aziz Yuliawan, Senin (16/1).

BACA JUGA:  Ini 10 Event Unggulan di Jawa Tengah Tahun 2023, Ada Dieng Culture Festival!

Menurut dia, potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik di Dieng adalah meningkatnya konsentrasi gas vulkanik terutama CO2.

Aziz membeberkan alat pengukur gas mencatat konsentrasi gas CO2 sudah mencapai 5.600 ppm pada Senin (16/1) pukul 00.27 WIB,.

BACA JUGA:  Level Dieng Jadi Waspada, Masyarakat dan Wisatawan Diminta Hati-Hati Gas Beracun

Gas beracun ini meningkat terus hingga pada pukul 01.30 WIB mencapai 7.300 ppm.

"Jarak antara alat ukur dan pusat Kawah Timbang adalah 170 meter," papar dia.

BACA JUGA:  BPBD: Dieng Aman Dikunjungi Wisatawan, Tapi

Selanjutnya, pada pengukuran secara langsung di Kawah Timbang pada Senin pukul 05.40 WIB pada jarak 130 meter dari pusat Kawah Timbang dan konsentrasi gas CO2 mencapai 10.000 ppm.

Masyarakat pun diimbau agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang karena dapat berpotensi terpapar gas CO2.

"Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 1 kilometer dari bibir kawah. Kawah Sileri ini berada di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur," ungkap dia.

Di sisi lain,  PVMBG juga merekomendasikan masyarakat dan wisatawan agar tidak memasuki kawah di kompleks Dieng yang dapat berpotensi terjadi erupsi freatik berupa semburan lumpur atau lontaran material.

"Tingkat aktivitas Gunung Dieng dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG