GenPI.co Jateng - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang salah mengklaim Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki dianggap semakin menguatkan stigma negatif soal Ponpes Ngruki sebagai sarang terorisme.
Pernyataan yang dilontarkan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakid ini membuat geram Direktur Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Ustaz Yahya.
Padahal salah satu pendiri Ponpes Ngruki bernama Abdullah Baraja, bukanlah Abdul Qodir Hasan Baraja yang ditangkap lantaran tersandung kasus terorisme.
"Kami tidak akan melakukan tuntutan macam-macam, selama memang ini harus diadakan perbaikan berita. Jangan sampai berita ini merugikan kami," kata dia, Rabu (8/6).
Yahya menegaskan stigma Ponpes Ngruki sebagai sarang teroris berasal dari fitnah yang terus-menerus diulang.
"Pondok Ngruki setiap saat mendapatkan fitnah yang terkadang kami klarifikasi tidak berhenti dan terus berkembang," papar dia.
Menurut dia, Ponpes Ngruki selalu dikait-kaitkan dengan aksi terorisme. Maka dari itu, di pikiran masyarakat tertanam Ponpes Ngruki merupakan sarang teroris.
"Itu, kan, merugikan pendidikan kami. Guru-guru kami juga perlu mendapatkan ketenangan dalam mengajar dan mengelola, tidak hanya menanggapi isu yang berkembang setiap saat," ungkap dia.
Pihaknya berharap statemen salah yang diungkapkan BNPT soal penangkapan teroris ada kaitannya Ponpes Ngruki menjadi yang terakhir.
Yahya menambahkan para guru di Ponpes Ngruki tidak mengajarkan agar para santrinya tak taat pada pemerintah. Semua aturan pemerintah pun diikuti baik oleh pengurus, guru, atau pun murid.
"Para alumni itu bahkan menerbitkan buku Kiprah Santri Kepada Indonesia. Anak-anak kami sudah berada di berbagai instansi negara. Mereka bekerja dan mendapatkan prestasi," jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News