Duh! 37 Hewan Ternak di Jateng Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku

13 Mei 2022 16:00

GenPI.co Jateng - Sebanyak 37 hewan ternak di Jawa Tengah terjangkit positif penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hal ini berdasarkan pemeriksaan sampel oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta.

Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Boyolali dengan 16 ekor sapi terinfeksi virus tipe A dari famili Picornaviridae, genus Apthovirus itu.

BACA JUGA:  Belum Ada Kasus PMK di Solo, Ini Langkah Antisipatif Pemkot

Selanjutnya di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 14 ekor kasus sapi, Kabupaten Rembang terdapat 4 ekor kasus sapi, dan 3 kasus domba atau kambing di Kabupaten Wonosobo.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto, mengatakan selain sapi, kambing, dan domba, hewan mamalia yang dapat berpotensi terserang PMK, yakni kerbau, babi, rusa, dan gajah.

BACA JUGA:  Ternak Terinfeksi PMK di Boyolali Membaik, Pengendalian Diperkuat

"Puluhan hewan ternak di 4 daerah tersebut berasal dari Jawa Timur yang sudah ditetapkan sebagai episentrum PMK," kata dia, Jumat (13/5).

Agus menjelaskan gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, yakni tidak mau makan karena munculnya bercak di bagian mulut disertai air liur berbusa berlebihan, luka pada kaki ditandai lepasnya kuku.

BACA JUGA:  Sejumlah Ternak Mati di Klaten Bukan Akibat PMK, Kata DKPP

Selain itu, hewan tersebut demam, kesulitan berdiri, bernapas dengan cepat dan gemetar, kurus hingga produksi susu yang merosot tajam.

"Semuanya yang berkuku belah, tetapi yang paling rentan adalah sapi," papar dia.

Meskipun begitu, penyakit hewan menular bersifat akut tersebut tidak mematikan.

Angka kematian berkisar 5-10%, tapi tingkat kesakitan pada hewan cukup tinggi karena bercak di mulut dan luka di kaki.

"Masyarakat tidak perlu khawatir karena PMK tidak menyerang ke manusia, dan itu hewan bisa disembuhkan," ungkap dia.

Di sisi lain, hewan ternak yang terinfeksi PMK masih dapat dikonsumsi. Virus hanya menyerang bagian kepala, saluran organ dalam, dan kaki.

"Bila hasilnya positif, cara paling mudah menghentikan penularan harusnya dipotong," imbuh Agus.

Pihaknya pun melakukan sejumlah langkah antisipatif, yakni membatasi lalu lintas hewan ternak dari Provinsi Jawa Timur, pengecekan surat keterangan hewan.

Di samping itu, para peternak diminta rutin membersihkan kandang dan pedagang membatasi pembelian dari Jatim.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG