GenPI.co Jateng - Sampel kerok kulit dan dari 15 ekor sapi ternak di Kudus dikirim ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta untuk memastikan ada tidaknya serangan virus lumpy skin disease (LSD).
Belasan ternak di Kudus tersebut diketahui memiliki gejala seperti terserang LSD.
"Pengiriman dilakukan pekan sebelumnya dan saat ini masih menunggu hasilnya," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Agus Setiawan, Kamis (2/3).
Dari belasan ekor sapi tersebut, 3 ekor berasal dari Desa Singocandi, Desa Karangampel 2 ekor, Desa Kaliwungu 6 ekor, dan Desa Lambangan 4 ekor.
Sapi ini dipisahkan dengan sapi yang sehat untuk menghindari penularan LSD sembari menunggu hasil uji laboratorium.
"Kami terus melakukan pemantauan terhadap semua ternak kerbau maupun sapi di Kabupaten Kudus, karena di kabupaten tetangga sudah ada temuan LSD. Ketika ada temuan, tentunya bisa langsung ditangani sehingga potensi kesembuhannya juga besar," papar dia.
Menurut dia, sapi ini terindikasi terserang LSD, di antaranya kulitnya mengalami benjolan dan seperti terserang cacar pada manusia.
"Harapannya, 15 ekor sapi yang terindikasi LSD tersebut juga negatif seperti halnya sapi yang sebelumnya juga memiliki gejala yang hampir sama," ungkap dia.
Di sisi lain, dia mengedukasi peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan ternaknya.
Dengan demikian, hewan ternak mereka tidak mudah terjangkit penyakit, termasuk LSD.
Pihaknya juga memberikan antibiotik terhadap semua hewan ternak untuk mencegah penularan LSD.
Jumlah populasi ternak sapi di Kabupaten Kudus mencapai 8.814 ekor dan kerbau sekitar 2.128 ekor.
"Peternak yang hendak membeli ternak dari luar daerah juga harus waspada, pastikan ternak yang dibeli dalam kondisi sehat," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News