Ngeri! Sampah Produk Kosmetik dan Skincare Ternyata Berbahaya Bagi Lingkungan

29 Agustus 2022 10:00

GenPI.co Jateng - Tren kosmetik dan skincare di Indonesia ternyata memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Perwakilan Lyfe with Less Indonesia, Aisha Rheavashti, mengatakan 50% sampah di Indonesia disumbang dari bekas produk kecantikan seperti kosmetik, skincare, dan lain sebagainya.

"Ada banyak produk kecantikan yang terbeli, tetapi tidak dipakai. Pembelian itu karena konsumen tergiur dengan iklan-iklan pada media sosial," kata Aisha, Sabtu (27/8).

BACA JUGA:  Ini Lho Kandungan Skincare yang Bisa Mengecilkan Pori Pori Wajah

Aisha memaparkan data dari Zero Waste Week Research 50% sampah plastik disumbang dari wadah kosmetik.

Menurut dia, pembeli biasanya tidak akan memikirkan lebih panjang lagi produk kosmetik atau pun skincare yang dibelinya.

BACA JUGA:  Begini Cara Tepat dan Urutan yang Benar Menggunakan Skincare

Misalnya, cocok dengan jenis kulit atau tidak, nantinya akan menyakiti hewan atau tidak, hingga sampah bekas wadah akan terbuang ke mana.

"Saat ini 120 miliar kosmetik diproduksi secara global dan 79% berakhir begitu saja di tempat pembuangan akhir (TPA), 12% dibakar, dan hanya ada 9% didaur ulang," papar dia.

BACA JUGA:  Wajib Tahu, Ini 3 Cara Praktis Membawa Skincare Kit untuk Liburan

Pegiat hidup minimalis ini memaparkan data yang dia kumpulkannya mencatat ada 1.368 hewan yang digunakan untuk menguji kosmetik.

"Hasilnya kandungan BHA dan BHT pada kosmetik merugikan ekosistem laut, membunuh ikan dan mamalia air," ungkap dia.

Selain itu, ada beberapa kandungan lain seperti triclosan beracun pada alga, phenylenediamine (Ppd) pada lipstik meracuni dan membunuh makhluk air, dibutyl phthalate (Dbp) pada kutek juga membunuh makhluk air terutama plankton.

Bahaya ini membuat dia dan anggota komunitasnya sadar akan pentingnya hidup minimalis.

Aisha menjelaskan perubahan ini dimuali dengan persepsi pemikiran, yakni tren bisa sengaja dibuat untuk tujuan marketing, tidak semua cocok untuk kulit, dan tren selalu berubah.

"Kami mendorong untuk menggunakan produk kecantikan yang multifungsi. Meski begitu tujuannya kecantikan bisa didapat dari gaya hidup yang sederhana," ungkap dia.

Aisha menggarisbawahi selain sadar menjaga lingkungan, perilaku hidup skinimalism juga ada positifnya.

“Membuat kita lebih paham kondisi kulit dan menghindari dari sifat over konsumsi produk kecantikan,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG