GenPI.co Jateng - Pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic, kecewa berat dengan pelaksanaan tes Covid-19 pada kompetisi Liga 1.
Hasil tes Covid-19 ini membuat PSIS harus tampil dengan skuad minimalis karena sebanyak 16 pemain dinyatakan positif sesaat sebelum laga melawan Barito Putera di Stadion Kapten I Wayan Dipta pada Kamis (10/2).
Kekesalan Dragan memuncak karena hasil tes Covid-19 para pemain PSIS bisa berubah hanya beberapa jam sebelum kick off.
Akibatnya, PSIS hanya diperkuat 15 pemain dan harus kalah dari Barito Putera dengan skor 1-2.
Sehari sebelum lawan Barito Putera (9/2), mereka menjalani tes PCR dan hasinya negatif.
Namun demikian, beberapa jam sebelum laga dimulai, operator liga membeberkan ada 16 pemain positif Covid-19.
“Sehari kami menjalani tes swab, semua pertama dinyatakan negatif, tetapi setelahnya 16 pemain kami positif dari hasil tes yang sama. Seseorang harus menjelaskan kepada saya sebenarnya apa yang terjadi di sini,” ungkap Dragan, dalam siaran pers virtual setelah pertandingan.
Dengan perubahan hasil tes Covid-19 ini berimbas besar pada PSIS yang harus tampil compang-camping lawan Barito Putera.
Hasilnya bisa ditebak, PSIS keok dengan skor 1-2. Dragan menilai pertandingan model seperti jelas sangat sulit untuk dihadapi.
Dia menyayangkan operator dan organisasi terkait yang tak profesional dalam menyelenggarakan kompetisi khususnya selama pandemi Covid-19.
“Orang (PSSI), Liga harus mengerti, setiap hari kami harus menjalani tes Covid. Sehari kami ada yang positif sehari berikutnya ada yang negatif. Ini sirkus, bukan kompetisi. Tidak ada yang berpikir tentang para pemain dan sepak bola, ini permainan profesional, kami hidup dari sepak bola, ini tidak serius,” papar dia.
Selain hasil tes Covid-19 yang bikin kesal, Dragan juga kecewa dengan keputusan wasit terutama pada insiden pemain PSIS, Kartika Vedhayanto, yang terinjak Beni Oktovianto.
Menurut dia, setidaknya wasit memberi pelanggaran, namun kenyataannya tidak.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News